Senin, 09 Juli 2018

Cerpen Hukum Karma Persahabatan

Cerpen Hukum Karma Persahabatan

Tulisan Aquarius - Berikut bagian cerita pendek hukum karma di persahabahan, Cerpen Hukum Karma Persahabatan di bagikan untuk teman-teman yang hobi membaca cerpen seputar persahabatan, Dewi dan Putri sejak kecil telah bersahabat dengan baik, namun ketika keluarga putri jatuh miskin, dewi menjadi tidak ingin menjadi sahabat putri lagi. Suatu hari di sekolah putri, dewi, indah, indra dan hendra sedang membersihkan kelas sebelum pulang sekolah, putri dengan rasa berat hati meminta dewi untuk membantu membersihkan kelas, karena menurut putri hanya dewi yang bisa membantu karena dewi adalah sahabatnya, akan tetapi yang terjadi malah tidak sesuai dengan harapan putri di saat itu dewi balik menghina putri.

Putri: "Dewi, boleh saya meminta bantuanmu?"
Dewi: "Apa, membantu? kamu itu siapa yang harus di tolong?" (jawab dewi dengan nada ketus)
Putri: (dengan raut wajah kaget) "Kenapa denganmu dewi, kita kan sahabat? Apakah kamu sudah melupakan itu?"
Putri terus mencoba membujuk di dewi, namun sepertinya dewi telah berubah, bahkan dengan terang terangan dewi mengatakan sesuatu yang melukai putri.

"Sahabat? Maaf aku tidak ada sahabat seperti kamu yang miskin dan aku hanya mau bersahabat dengan orang kaya" (jawab dewi dengan kasar).
Suasana di sekitar mulai tegang dan teman lainnya bergegas meleraikan pertengkaran antara putri dan dewi.

Indah: "apa yang sedang terjadi, kalian berdua ada masalah apa?" (ucap indah)
Putri: "tidak ada apa-apa, kami berdua baik-baik saja, iya kan dewi? (putri menjawab pertanyaan dari indah)
Dewi: (dewi menyambung dan memberikan jawaban ke indah) "Begini indah, si miskin mau minta bantuan ke aku, tapi aku tidak mau membantu orang miskin seperti dia, pakai acara ngaku sahabat lagi, ogah"

Setelah mendengar apa yang di katakan dewi, putri pun pergi meninggalkan kelas.

Indah: "Jangan begitu dewi, bukannya kamu dari kecil sudah bersahabat dengan putri? hanya karena sekarang keluarga putri jatuh miskin, kami tidak mau bersahabat dengan putri, sebagai sahabat pada saat seperti ini kami bisa tunjukkan ke putri kalau kamu memang sahabatnya, bukan meninggalkannya seperti ini" (ucap indah menasehati putri)

Indah tidak ingin persahabatan mereka hancur karena ulah yang tidak benar itu, bukan hanya indah saja, tapi hendra juga ikut membenarkan nasehat indah kepada dewi.

Namun dewi tidak memberikan respon dan reaksi apapun meskipun telah mendapat nasehat dari indah dan teman lainnya, indra salah satu teman yang ikut membersihkan kelas menjadi geram, tidak seperti biasanya si indra tampak lebih diam dan jarang berbicara.

Indra:"Betul itu, sahabat seperti apa kamu ini dewi?" (indra membentak dewi)

Bukannya sadar, tapi dewi malah memperlakukan hal yang serupa ke teman -teman lainnya, entah apa sebenarnya yang terjadi dalam fikiranya pada waktu itu, dewi dengan begitu kasarnya membantah semua nasehat yang di berikan oleh temannya. Malang, dewi seperti sedang di kuasai oleh roh jahat.

Dewi: (spontan dewi berkata kepada temanya) "kalian pikir siapa kalian yang beraninya menasehatiku? Sok baik, terserah dong mau bikin apa, urus saja urusan kalian masing masing".

Hendra: (menjawab ucapan dewi) "kita disini tidak punya maksud menasehati kamu atau bertingkah sok baik, tapi kita tidak mau hubungan persahabatan dan putri berakhir seperti ini" (ucap hendra dengan lembut)

Hening sejenak, dewi pun pulang dan meninggalkan mereka semua di kelas.

Indra: "Ehemm... setan apa yang merasuk anak itu, bukankah selama ini dia selalu membela ketika putri ada masalah" (ucap indra ketika temanya menjauh pergi)

Indah: ïya, itu hanya dewi yang tau, tapi akhirnya kita tahu satu hal, dewi hanya ingin berteman dengan orang kaya raya" (ucap indah menimpal perkataan indra)

Pada keesokan harinya mereka kembali masuk ke sekolah seperti biasa, kejadian ini terus berulang selama dua minggu berturut, dan pada akhirnya ketika sedang berada di perjalanan menuju sekolah, tidak sengaja mereka melihat putri di pinggir jalan sedang mencari barang bekas.

Indah: "lihat, bukannya itu putri? (ucap indah kepada temanya)

(hendra menimpa pernyataan indah)
Hendra: "iyaa itu putri, sedang napain dia, bukan masuk sekolah malah keluyuran begitu" (jawab hendra singkat)

Percakapan mereka berlanjut, dan muncul sesuatu yang menarik perhatian mereka.

Indah: "iya benar" (indah sambil menarik dewi yang sedang asik dengan iphone nya) "lihat itu, apa yang di lakukan sahabatmu?" (ucap indah)

Dewi: "hahaha,,, pasti sedang mengais sampah, namanya juga orang miskin" (ucap dewi keras sambil tertawa)

Indra: "Apaan sih, kita samperin yuk"
Indah: "Putri, apa yang kamu lakukan, dan kenapa tidak masuk sekolah selama 2 minggu ini?"
Putri: "Aku? ya seperti yang kalian lihat sekarang ini" (putri menjawab pertanyaan indah)
Dewi: "Nahh, aku bilang juga apa, pasti dia mengais sampah, kalian seperti tidak tau saja perkerjaan orang miskin"
Hendra: "sudalah dewi, meskipun begitu, putri sahabat kamu"
Indah: "kenapa sih kami tidak masuk sekolah lagi putri?"
Putri: "Begini, prang tua saya tidak punya uang untuk biaya sekolah aku dan adikku, sedangkan adikku masih mau sekolah, jadi aku mengalah supaya adikku bisa melanjutkan sekolah, dan aku membantu orang tua untuk menyambung hidup"
Indra: "Sungguh mulia hatimu sobat" (ucap indra setelah mendengar penjelasan dari putri)

Dewi: "Mulia apanya, dia hanya mau cari muka, kalian ini gampang di bodohi sama dia"
Putri: Tega kau berkata begitu dewi, sekarang aku memang sudah miskin, tapi aku masih ada perasaan, kalau kau tidak mau bersahabat lagi dengan ku, itu tidak jadi masalah buat aku, tapi,,, jangan kau hina aku dengan kata-kata seperti itu, dan satu lagi aku tidak pernah menyesali perkenalan dan bersahabat denganmu, akan ku jadikan pembelajaran untuk ku, terima kasih"

Dewi pun lari meninggalkan mereka berempat di barengi perasaan yang bercampur aduk

Indah: "sudah puas kau menyakiti putri?" (indah berkata kepada dewi) "yakinlah suatu hari nanti kau juga akan merasakan apa yang putri rasakan sekarang ini"

Indra dan Hendra: (serentak menjawab) "iya betul itu"

Dewi: "hahaha, tidak mungkin, keluarga ku tidak akan mungkin jatuh miskin seperti dia, buktinya keluargaku memiliki banyak usaha dan menghasilkan banyak uang dan tidak akan habis selama 5 generasi, hahaha,,,, (sambil tertawa dewi meninggalkan mereka)
Indra: "Sombong sekali itu anak, semoga hidupnya baik-baik saja"

Indah: "iya semoga saja, terkadang kita harus sadar bahwa ada orang tertentu bisa tinggal dihati kita, namun tidak dalam kehidupan"

Hendra: "iya betul itu, semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu dengan Putri lagi" (jawab hendra)

Dan akhirnya mereka melanjutkan perjalanan kesekolah dan meninggalkan putri yang sedang mengais sampah.

Hari itu adalah hari terakhir mereka bertemu dengan putri, dan seiring berjalana waktu dewi pun merasakan apa yang dulu putri rasakan.

Keluarga dewi bangkrut karena ditipu oleh orang lain, tapi sayangnya dewi tidak menerima hidupnya yang miskin, dan ia beranggapan bahwa semua ini salah putri.

0 komentar:

Posting Komentar